SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG

Sabtu, 24 Maret 2012

Pasal 201


 
Huruf b

     Cukup jelas.



   Huruf c

     Cukup jelas.



   Huruf d

     Cukup jelas.



   Huruf e

     Cukup jelas.



   Huruf f

     Cukup jelas.

  

   Huruf g

Yang dimaksud dengan “kepentingan tertentu” adalah
kepentingan yang memerlukan penanganan segera, antara
lain, Kendaraan untuk penanganan ancaman bom,
Kendaraan pengangkut pasukan, Kendaraan untuk
penanganan huru-hara, dan Kendaraan untuk penanganan
bencana alam. 



 Pasal 135

   Cukup jelas.


 Pasal 136

   Cukup jelas.


 Pasal 137

   Ayat (1)
    Cukup jelas.



   Ayat (2)

     Cukup jelas.



   Ayat (3)

     Cukup jelas.



   Ayat (4)

     Huruf a
      Cukup jelas.



    Huruf b

       Cukup jelas.

 Huruf c . . .









 - 35 -

    Huruf c

   Yang dimaksud dengan “kepentingan lain” adalah

kepentingan yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan keamanan, sosial, dan keadaan darurat yang
disebabkan  tidak dapat menggunakan mobil penumpang
atau mobil bus.



   Ayat (5)
    Cukup jelas.



 Pasal 138

   Cukup jelas.



 Pasal 139

   Cukup jelas.



 Pasal 140

Yang dimaksud dengan “trayek” adalah lintasan Kendaraan Bermotor
Umum untuk pelayanan jasa angkutan, yang mempunyai asal dan
tujuan perjalanan tetap, serta lintasan tetap, baik berjadwal maupun
tidak berjadwal.



  Pasal  141

   Cukup jelas.



 Pasal 142

   Huruf a

Yang dimaksud dengan ”angkutan lintas batas negara” adalah
angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati lintas batas
negara dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat
dalam trayek.



   Huruf b

Yang dimaksud dengan ”angkutan antarkota antarprovinsi”
adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui daerah
kabupaten/kota yang melewati satu daerah provinsi yang terikat
dalam trayek.



   Huruf c

Yang dimaksud dengan ”angkutan antarkota dalam provinsi”
adalah angkutan dari satu kota ke kota lain antardaerah
kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi yang terikat dalam
trayek.



 Huruf d . . .



  







 - 36 -

   Huruf d

    Yang dimaksud dengan ”angkutan perkotaan” adalah angkutan

dari satu tempat ke tempat lain dalam kawasan perkotaan yang
terikat dalam trayek. 
Kawasan perkotaan yang dimaksud berupa: 
a.  kota sebagai daerah otonom;
b.  bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perkotaan; atau 
c.  kawasan yang berada dalam bagian dari dua atau lebih

daerah yang berbatasan langsung dan memiliki ciri
perkotaan. 



   Huruf e

     Yang dimaksud dengan “angkutan perdesaan” adalah angkutan

dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten
yang tidak bersinggungan dengan trayek angkutan perkotaan.



 Pasal 143

   Cukup jelas.



 Pasal 144

   Cukup jelas.



 Pasal 145

   Ayat (1)
    Cukup jelas.

  

    Ayat (2) 

   Yang dimaksud dengan “instansi terkait” adalah instansi

pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.



   Ayat (3)

     Cukup jelas.



   Ayat (4)

     Cukup jelas.



 Pasal 146

   Cukup jelas.



  Pasal  147

   Cukup jelas.



 Pasal 148

   Cukup jelas.

 Pasal 149 . . .









 - 37 -

 Pasal 149

   Cukup jelas.



 Pasal 150

   Cukup jelas.



 Pasal 151

   Cukup jelas.



 Pasal 152

   Ayat (1) 

    Yang dimaksud dengan “dari pintu ke pintu” adalah pelayanan

taksi dari tempat asal ke tempat tujuan (door to door). 

    Yang dimaksud dengan “wilayah operasi” adalah kawasan

tempat angkutan taksi beroperasi berdasarkan izin yang
diberikan.

     Ayat (2)

     Cukup jelas.



   Ayat (3)

     Cukup jelas.



 Pasal 153

   Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “keperluan lain” adalah angkutan yang

digunakan untuk karyawan dan keperluan sosial, antara lain,
melayat, olahraga, dan hajatan.



   Ayat (2)

     Cukup jelas.



 Pasal 154

   Ayat (1)
    Cukup jelas.



   Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “tanda khusus” antara lain adalah

tulisan pariwisata dan nama perusahaan.



   Ayat (3)

     Cukup jelas.



 Pasal 155

   Cukup jelas.

 Pasal 156 . . .









 - 38 -

 Pasal 156

   Cukup jelas.  



 Pasal 157

   Cukup jelas.



 Pasal 158

   Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “angkutan massal berbasis Jalan”
adalah suatu sistem angkutan yang menggunakan mobil bus
dengan lajur khusus yang terproteksi sehingga memungkinkan
peningkatan kapasitas angkut yang bersifat massal.

    Yang dimaksud dengan “kawasan perkotaan” adalah kawasan

perkotaan megapolitan, kawasan metropolitan, dan kawasan
perkotaan besar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.  



   Ayat (2)

     Huruf a
      Cukup jelas.

  

    Huruf b

Yang dimaksud dengan “lajur khusus” adalah lajur yang
disediakan untuk angkutan massal berbasis jalan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.



      Huruf c  

Yang dimaksud dengan “tidak berimpitan” adalah trayek
angkutan umum memiliki kesamaan dengan trayek
angkutan massal sehingga memungkinkan timbulnya
persaingan yang tidak sehat. 



    Huruf d

Yang dimaksud dengan “angkutan pengumpan (feeder)”
adalah angkutan umum  dengan trayek yang berkelanjutan
dengan trayek angkutan massal.



 Pasal 159

   Cukup jelas.

 

 Pasal 160

   Huruf a

  Yang dimaksud dengan “angkutan barang umum” adalah

angkutan barang pada umumnya, yaitu barang yang tidak
berbahaya dan tidak memerlukan sarana khusus. 

 Huruf b . . .









 - 39 -

   Huruf b

  Yang dimaksud dengan “angkutan barang khusus” adalah

angkutan yang membutuhkan mobil barang yang dirancang
khusus untuk mengangkut benda yang  berbentuk curah, cair,
dan gas, peti kemas, tumbuhan, hewan hidup, dan alat berat
serta membawa barang berbahaya, antara lain:
a.  barang yang mudah meledak;
b.  gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau

temperatur tertentu;

c.  cairan mudah menyala;
d.  padatan mudah menyala;
e.  bahan penghasil oksidan;
f.  racun dan bahan yang mudah menular;
g.  barang yang bersifat radioaktif; dan
h.  barang yang bersifat korosif. 



 Pasal 161

   Cukup jelas.



 Pasal 162

   Cukup jelas.



  Pasal  163

   Cukup jelas.



 Pasal 164

   Cukup jelas.



 Pasal 165

   Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “angkutan multimoda” adalah angkutan
barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda
angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak yang
menggunakan dokumen angkutan multimoda dari 1 (satu)
tempat penerimaan barang oleh operator angkutan multimoda
ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang
tersebut.



   Ayat (2)

     Cukup jelas.



   Ayat (3)

     Cukup jelas.



   Ayat (4)

     Cukup jelas.

 Pasal 166 . . .









 - 40 -

 Pasal 166
  Ayat (1)

     Cukup jelas.

 
  Ayat (2)

     Huruf a

Yang dimaksud dengan “tiket Penumpang” adalah dokumen
yang memuat informasi paling sedikit:

a.  nomor, tempat duduk, dan tanggal penerbitan; 

b.  nama Penumpang dan nama pengangkut; 

c.  tempat, tanggal, dan waktu pemberangkatan serta

tujuan perjalanan; 

d.  nomor pemberangkatan; dan

e.  pernyataan bahwa pengangkut tunduk pada ketentuan

dalam Undang-Undang ini.



    Huruf b

Yang dimaksud dengan “tanda pengenal bagasi” adalah
tanda yang paling sedikit memuat informasi tentang:
a.  nomor tanda pengenal bagasi; 
b.  kode tempat keberangkatan dan tempat tujuan; dan
c.  berat bagasi.



    Huruf c
    Cukup jelas.



   Ayat (3)
   Huruf a

Yang dimaksud dengan “surat perjanjian pengangkutan
barang” adalah bukti pembayaran sah antara pengangkut
barang dan pengirim barang.

  

    Huruf b

  Yang dimaksud dengan “surat muatan barang” adalah surat

yang menerangkan jenis dan jumlah barang serta asal dan
tujuan pengiriman. Pengangkutan barang dengan surat
muatan barang tidak termasuk angkutan untuk barang
pribadi.



  Pasal 167
   Cukup jelas.



 Pasal 168
   Cukup jelas.

 Pasal 169 . . .









 - 41 -

 Pasal 169
  Cukup jelas.

 Pasal 170
  Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “lokasi tertentu” adalah tempat
pengawasan angkutan barang yang dilakukan secara efektif dan
efisien.


   Ayat (2)
   Cukup jelas.

   Ayat (3)
     Cukup jelas.

   Ayat (4)
     Cukup jelas.

 Pasal 171
   Cukup jelas.

 Pasal 172
  Cukup jelas.



 Pasal 173
  Cukup jelas.



 Pasal 174
  Cukup jelas.



 Pasal 175

   Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”jangka waktu tertentu” adalah masa
berlaku izin penyelenggaraan angkutan umum.

 
  Ayat (2)
   Cukup jelas.
 
 Pasal 176
  Cukup jelas.

 Pasal 177
  Cukup jelas.

 Pasal 178 . . .









 - 42 -

 Pasal 178
  Cukup jelas.



 Pasal 179
  Cukup jelas.



 Pasal 180
  Cukup jelas.



 Pasal 181
  Cukup jelas.

 Pasal 182
  Cukup jelas.



 Pasal 183
  Cukup jelas.



 Pasal 184
  Cukup jelas.



 Pasal 185
  Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “trayek tertentu” adalah trayek angkutan
penumpang umum orang yang secara finansial belum
menguntungkan, termasuk trayek angkutan perintis.



   Ayat (2)
   Cukup jelas.



 Pasal 186
  Cukup jelas.



 Pasal 187
  Cukup jelas.



 Pasal 188
  Cukup jelas.



 Pasal 189
  Cukup jelas.



 Pasal 190
  Cukup jelas.

 Pasal 191 . . .









 - 43 -

 Pasal 191
  Cukup jelas.

 Pasal 192
  Cukup jelas.

 Pasal 193
  Cukup jelas.

 Pasal 194
  Cukup jelas.

 Pasal 195
  Ayat (1)
   Cukup jelas.



   Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “memungut biaya tambahan” adalah
pengenaan biaya tambahan di luar biaya yang telah disepakati
oleh pengirim atau penerima barang kepada Perusahaan
Angkutan Umum karena adanya biaya penyimpanan barang
sebagai akibat keterlambatan pengambilan barang.



   Ayat (3)
   Cukup jelas.

 Pasal 196
  Cukup jelas.

 Pasal 197
  Cukup jelas.

 Pasal 198

   Cukup jelas.

 Pasal 199
  Cukup jelas.

 Pasal 200
  Ayat (1)
   Cukup jelas.
 

   Ayat (2)
   Cukup jelas. 

 Ayat (3) . . .









 - 44 -

   Ayat (3)
   Huruf a

Yang dimaksud dengan “program  nasional Keamanan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan” antara lain:
a.  Polisi Sahabat Anak;
b.   Cara Aman ke Sekolah;
c.   Patroli Keamanan Sekolah;
d.   Pramuka Saka Bhayangkara Krida Lalu Lintas;
e.   Kemitraan Lalu Lintas; dan
f.   Pedoman Sistem Keamanan bagi Perusahaan Angkutan

Umum.

  

    Huruf b

Yang dimaksud dengan “fasilitas dan perlengkapan
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan” antara lain: 
a.  pusat manajeman Lalu Lintas (traffic management

centre);

b.  pusat komunikasi dan sambungan langsung (call centre

and hotline);

c.  sirkuit televisi terbatas (closed circuit television);
d.  alat pemberi isyarat terjadinya bahaya;
e.  Pos Polisi; 
f.  sarana peraga; dan
g.  tombol untuk pemberitahuan keadaan panik (panic

button);



    Huruf c

Yang dimaksud dengan “pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan” antara lain:
a.   cara aman dan selamat ke sekolah; dan
b.   cara aman dan selamat berkendara.



    Huruf d
    Cukup jelas.
 

    Huruf e
    Cukup jelas.



    Huruf f
    Cukup jelas.



    Huruf g
    Cukup jelas.



    Huruf h
    Cukup jelas.

 Pasal 201 . . .









 - 45 -


  Pasal 201
  Ayat (1)

    Cukup jelas.



   Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “alat pemberi informasi” adalah
perangkat elektronik yang berisi informasi dan komunikasi
dengan menggunakan isyarat, gelombang radio, dan/atau
gelombang satelit untuk memberikan informasi dan komunikasi
terjadinya tindak pidana, antara lain lampu isyarat, alat
pelacakan, dan alat petunjuk posisi geografis (global positioning
system).



 Pasal 202

   Cukup jelas.



 Pasal 203

    Ayat (1) 
   Cukup jelas.


 Pasal 230
  Cukup jelas.

 Pasal 231
  Ayat (1)
     Cukup jelas. 

   Ayat (2) 
Yang dimaksud dengan “keadaan memaksa” adalah situasi di
lingkungan lokasi kecelakaan yang dapat mengancam
keselamatan diri Pengemudi, terutama dari amukan massa dan
kondisi Pengemudi yang tidak berdaya untuk memberikan
pertolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar