Bagian Kesatu
|
Angkutan Orang dan Barang
|
|
Pasal 137
|
|
(1)
Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan
|
Kendaraan Bermotor dan
Kendaraan Tidak Bermotor.
|
(2) Angkutan . . .
|
|
|
|
- 73 -
|
(2) Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan
Bermotor
|
berupa Sepeda Motor,
Mobil penumpang, atau bus.
|
(3) Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor
wajib
|
menggunakan mobil barang.
|
(4) Mobil barang dilarang digunakan untuk
angkutan orang,
|
kecuali:
a. rasio Kendaraan Bermotor untuk angkutan
orang,
|
kondisi geografis, dan
prasarana jalan di
provinsi/kabupaten/kota
belum memadai;
|
b. untuk pengerahan atau pelatihan Tentara
Nasional
|
Indonesia dan/atau
Kepolisian Negara Republik
Indonesia; atau
|
c. kepentingan lain berdasarkan pertimbangan
|
Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan/atau
Pemerintah Daerah.
|
|
(5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai mobil barang yang
|
digunakan untuk angkutan
orang sebagaimana
dimaksud pada ayat (4)
diatur dengan peraturan
pemerintah.
|
|
Bagian Kedua
|
Kewajiban Menyediakan
Angkutan Umum
|
|
Pasal 138
|
|
(1) Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya
|
memenuhi kebutuhan
angkutan yang selamat, aman,
nyaman, dan terjangkau.
|
(2) Pemerintah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan
|
angkutan umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
|
(3) Angkutan umum orang dan/atau barang hanya
|
dilakukan dengan
Kendaraan Bermotor Umum.
|
|
Pasal 139
|
|
(1) Pemerintah wajib menjamin tersedianya
angkutan umum
|
untuk jasa angkutan orang
dan/atau barang antarkota
antarprovinsi serta
lintas batas negara.
|
|
(2) Pemerintah . . .
|
|
|
|
- 74 -
|
(2) Pemerintah Daerah provinsi wajib menjamin
tersedianya
|
angkutan umum untuk jasa
angkutan orang dan/atau
barang antarkota dalam
provinsi.
|
(3) Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib
menjamin
|
tersedianya angkutan umum
untuk jasa angkutan orang
dan/atau barang dalam
wilayah kabupaten/kota.
|
(4) Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan
oleh
|
badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah,
dan/atau badan hukum lain
sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
|
|
Bagian Ketiga
|
Angkutan Orang dengan
Kendaraan Bermotor Umum
|
Paragraf 1
|
Umum
|
|
Pasal 140
|
|
Pelayanan angkutan orang
dengan Kendaraan Bermotor
Umum terdiri atas:
a. angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum
|
dalam trayek; dan
|
b. angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum tidak
|
dalam trayek.
|
|
Paragraf 2
|
Standar Pelayanan
Angkutan Orang
|
|
Pasal 141
|
|
(1) Perusahaan Angkutan Umum wajib memenuhi
standar
|
pelayanan minimal yang
meliputi:
a. keamanan;
b. keselamatan;
c. kenyamanan;
d. keterjangkauan;
e. kesetaraan; dan
f. keteraturan.
|
(2) Standar . . .
|
|
|
|
- 75 -
|
(2) Standar pelayanan minimal sebagaimana
dimaksud pada
|
ayat (1) ditetapkan
berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.
|
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar
pelayanan
|
minimal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Menteri
yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
|
|
Paragraf 3
|
Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam
Trayek
|
|
Pasal 142
|
|
Jenis pelayanan angkutan
orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum dalam trayek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140
huruf a terdiri atas:
a. angkutan lintas batas negara;
b. angkutan antarkota antarprovinsi;
c. angkutan antarkota dalam provinsi;
d. angkutan perkotaan; atau
e. angkutan perdesaan.
|
|
Pasal 143
|
|
Kriteria pelayanan
angkutan orang dengan Kendaraan
Bermotor Umum dalam
trayek sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 140 huruf a harus:
a. memiliki rute tetap dan teratur;
b. terjadwal, berawal, berakhir, dan menaikkan
atau
|
menurunkan penumpang di
Terminal untuk angkutan
antarkota dan lintas
batas negara; dan
|
c. menaikkan dan menurunkan penumpang pada
tempat
|
yang ditentukan untuk
angkutan perkotaan dan
|
perdesaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar